Senin, 21 Maret 2016

Kebudayaan Riau



Riau adalah salah satu provinsi daerah yang berada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra.
Kali ini saya akan mencoba untuk menerangkan dan menjelaskan beberapa kebudayaan yang ada di daerah ini. Riau memiliki kebudayaan dan kesenian yang khas dari daerahnya sendiri, kebudayaan yang ada di Riau memiliki ciri khas sebagai kebudayaan melayu. Adat dan kebudayaan melayu yang mengatur tingkah laku dan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dan berasal dari daerah ini.

  • Sejarah provinsi Riau


Mengenai asal nama Riau ada beberapa penafsiran. Pertama toponomi Riau berasal dari penamaan orang Portugis dengan kata rio yang berarti sungai. Kedua mungkin berasal dari tokoh Sinbad al-Bahar dalam kitab Alfu Laila Wa Laila (Seribu Satu Malam) yang menyebut riahi, yang berarti air atau laut, dan yang ketiga berasal dari penuturan masyarakat setempat, diangkat dari kata rioh atau riuh, yang berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja.

Setelah Propinsi Riau terbentuk tahun 1958, maka nama itu di samping dipergunakan untuk nama sebuah kabupaten, dipergunakan pula untuk nama sebuah propinsi yang penduduknya dewasa itu sebagian besar terdiri dari orang Melayu.

Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di rantau ini, antara lain adalah:

* Kerajaan Inderagiri (1658-1838)

* Kerajaan Siak (1723-1858)

* Kerajaan Pelalawan (1530-1879)

* Kerajaan Riau-Lingga (1824-1913)

* Kerajaan kecil lainnya, seperti Tambusai, Rantau Binuang Sakti, Rambah, Kampar dan Kandis (Rantau Kuantan).

Kata Melayu berasal dari kata Mala dan Yu. Mala artinya mula atau permulaan, sedangkan Yu artinya negeri. Melayu artinya negeri yang mula-mula ada. Pendapat ini sesuai dengan perkembangan bangsa Melayu dari daratan Asia Tenggara, pada kira-kira tahun 2000 sebelum Masehi dan 1500 sebelum Masehi yang menyebar ke seluruh Indonesia.
  • Rumah adat
- Rumah Lontik/Lancang


Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini bentuk, ciri atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau. Sedangkan dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perahu atau lancang. Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan dan-sesama. Rumah adat lontik diperkirakan dapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau karena kabanyakan terdapat di daerah yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Tangga rumah biasanya ganjil.


- Balai Salaso Jatuh kembar

Balai salaso jatuh kembar adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain : Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangklut keagamaan dilakukan di masjid.
Ciri - ciri Balai Salaso Jatuh kembar mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  • Pakaian Tradisional
Baju untuk laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang,


busana pengantin laki-laki adalah kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebela kiri.

Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga. Pakaian pengantin perempuan pada UpacaraAkad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.


  • Senjata Tradisional
Seperti daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, Riau pun memiliki senjata tradisional dari daerah tersebut. Senjata tersebut bernama Tumbuk Lada, alat ini biasanya digunakan untuk peretempuran. Tumbuk lada memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah bilah senjata tumbuk lada berbentuk badik seperti badik sulawesi akan tetapi yang membedakan adalah bentuk sarungnya. Selain itu, ujung pangkal sarung senjata tumbuk lada berbentuk bundar yang dihiasi dengan ukiran yang dipahat. Lapisan pada sarung Tumbuk Lada adalah lapisan kepingan perak yang diukir dengan pola yang rumit.


  • Tari Tradisional
Riau pun memiliki kesenian tari tradisional seperti :

a. Tari Tandak

Tari Tandak biasanya di pertunjukkan pada malam hari, tarian ini diawali dengan semua peserta tari tandak membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta, dan berjalan sambil mengangkat kaki dan menghentakannya ke tanah. Tarian ini bertujuan agar pemuda dan pemudi mempunyai kesempatan untuk bertemu. Tari Tandak menjadi media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar kampung. Banyak pasangan suami istri yang bermula dari pertemuan acara tari Tandak ini namun ada pula yang kisah cintanya tidak direstui pihak keluarga.


b. Tari Makan Sirih (Tari Persembahan)

Tari Makan Sirih, biasanya disebut tari persembahan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu atau pembukaan acara-acara tertentu. Tarian ini menggambarkan bahwa orang melayu Riau menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.




c. Tari Melemang

Tari melemang diperkirakan sudah ada sejak abad 12 dan awalnya dikenal sebagai tarian istana Kerajaan Bentan. Tarian yang memadukan unsur tari, musik, dan menyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan kerajaan dan dipentaskan oleh 14 orang yang masing-masing memainkan peran. Kata melemang sendiri berarti berdiri sambil membongkokkan badan ke belakang dan hal ini memang tampak pada kecakapan serta kegesitan para penari dalam mengambil sesuatu, misalnya uang receh atau sapu tangan. Kini, tari Melemang sudah menjadi pertunjukan hiburan rakyat dengan durasi sekitar satu jam.


d. Tari Makyong

Tarian ini adalah jenis dramatari yang sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu. Makyong diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad yang lalu dan sering kali dipentaskan di pematang sawah selepas memanen padi. Tarian tersebut dipentaskan oleh penari-penari topeng dan diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.



e. Tari Zapin
Tari zapin telah lama berkembang di banyak daerah di Indonesia dan salah satunya di Kepulauan Riau. Tari ini banyak dipengaruhi oleh budaya.







  • Alat Musik Tradisional
> Rebana Ubi



Rebana ubi digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu.







> Kordeon


Kordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini bisa dimainkan dengan cara dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang dapat memainkannya.




  • Makanan Khas Riau
Riau memiliki makanan khas yang banyak disukai oleh wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara yang berkunjung ke daerah ini. 
1. Lempuk Durian


Lempuk durian adalah salah satu makanan khas Melayu yang bisa dijumpai di Riau dan daerah-daerah lain di Pulau Sumatera. Makanan ini sejenis dodol yang terbuat dari bahan durian. Ini merupakan oleh-oleh wajib yang bahkan menjadi ikon kabupaten Bengkalis.




2. Bolu Kemojo

Ini merupakan sejenis kue bolu yang merupakan hidangan khas Pekanbaru dan dihidupkan oleh Bu Dinawati. Kue bolu yang awalnya hanya dibuat untuk makanan keluarga saja kini merupakan buah tangan yang sangat terkenal dari kota Pekanbaru.





3. Roti Jala

Roti ini biasanya disajikan dengan kuah kare kambing dan dilengkapi dengan acar yang terbuat dari nanas. Rasanya sungguh nikmat. Karena bahan dan cara penyajiannya tersebut, diduga makanan khas Melayu ini diadopsi dari kuliner ala India.






5. Es Laksamana Mengamuk

Es ini merupakan minuman segar yang menghadirkan bahan utama buah kuini. Namanya yang unik kabarnya disebabkan oleh kisah seorang laksamana yang mengamuk karena istrinya dilarikan oleh seorang pemilik kebun kuini. Karena amarahnya, ia menebaskan pedangnya ke segala arah hingga tertebaslah buah-buah kuini di kebun tersebut yang akhirnya hancur. Setelah sang laksamana pulang, para penduduk yang tinggal di dekat kebun tersebut memunguti buah-buah yang sudah tercincang tersebut dan menjadikannya minuman. Es laksamana mengamuk terasa sangat segar dengan kombinasi air santan dengan pemanis gula merah.


6. Asidah.

Ini merupakan satu lagi makanan khas Melayu yang berupa kue yang berasa manis. Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan terbuat dari bahan-bahan yang dicampur berbagai rempah seperti kayu manis dan cengkeh serta daun pandan untuk membuat aromanya makin enak. Kue ini biasanya dihidangkan dalam berbagai bentuk dengan taburan bawang goreng.



7. Es Air Mata Pengantin.

Ini merupakan satu lagi nama es yang menarik yang merupakan kuliner khas Melayu. Es ini mengandung agar-agar dengan berbagai warna, biji selasih, blewah serta nata de coco. Minuman ini disajikan dengan es batu serut dan menjadi pelepas dahaga yang sangat ampuh pada siang hari yang terik.


sumber:
http://potek004.blogspot.co.id/?m=1
http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/10/tarian-tradisional-riau.html?m=1
http://www.caramakan.com/2015/02/Makanan-Khas-Melayu.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar